Beberapa pekan lalu entah mengapa
rasanya begitu berat menjalani hidup, entah karena berat badan yang terus naik. Bisa jadi! Rasanya enggan untuk mengerjakan banyak hal. Merasa tidak pada
peforma terbaik, merasa tidak di jalan yang baik, merasa pekerjaan begitu
sulit, merasa lelaki tampan itu yang sipit. Galau antara harus
melepaskan pekerjaan demi S2, galau pilih jurusan yang mana, atau sekedar galau
karena mau makan apa. Entahlah segala hal yang biasa saja seoalah begitu rumit.
Mungkin ini yang dinamakan demotivated.
Sebenarnya hal ini bukan pertama
kali terjadi, dalam hidup pasti ada masanya kehilangan semangat. Biasanya
selalu ada 3 cara yang aku lakukan untuk mengatasinya; traveling, makan es krim
dan nonton film komedi. Selain harus hemat, aku belum bisa ambil cuti untuk
traveling jadilah tersisa 2 pilihan; makan es krim atau nonton film komedi. Makan es krim rasanya terlalu sering, dan
kali ini tidak cukup meningkatkan semangat justru berat badan yang terus
meningkat. Jadilah pilihan jatuh ke “nonton film komedi”.
Andrall, Ojik dan Om Rez adalah 3
nama yang terlintas untuk dimintai film, selain karena mereka cukup ‘lucu’ aku
merasa mereka punya banyak stok film. Tapi ternyata aku salah.
Ojik, list film yang dia berikan
adalah Sex Tape dan The Other Woman, film yang bahkan adegan ranjang akan mucul
di menit pertama. Aku gak tahu film dewasa itu lucunya dimana. Yah, sekarang
aku paham, kenapa cowok-cowok selalu bilang cewek sexy di instagram “wih lucu
banget”, ternyata itu lucu dari kacamata pria. Failed!
Andrall, si pria brewokan berwajah
gahar itu memberikan aku rentetan film… kartun. Iya, kartun. Entahlah walaupun
aku nggak suka film dewasa, bukan berarti film anak-anak juga, aku bahkan gak
mau nonton kartun kalo bukan dengan adikku. Yah, harusnya aku mempertimbangkan
stiker Winnie the Pooh di laptopnya sebelum minta rekomendasi film padanya. Failed!
Om Reza, si pria yang paling tua
di kantor itu bukan memberikan film lucu, tapi…. Drama korea. Yah walaupun dia
adalah yang paling bijak dan selalu bicara selayaknya orang dewasa, tapi dia
begitu suka nonton drama korea. Nggak ada yang salah memang, tapi….
Sudah 8 bulan aku menghindari nonton
drama, sekalipun saat semua orang membicarakan Descendent of The Sun pun aku
tidak tergiur sama sekali. Karena aku tau sekali aku nonton drama aku nggak
akan bisa berhenti. Selepas SMA, 4 Tahun aku berhenti nonton drama, tapi saat
KKN aku kembali mencoba nonton dan kembali addicted. Selepas KKN aku mencoba berhenti lagi. Soal Drama
Korea aku memang mudah goyah.
Aku teringat, saat semua orang
main Let’s Get Rich, aku orang yang paling keras kepala untuk tidak sekalipun
mencobanya. Aku bahkan memblokir orang-orang yang mengundangku main Let’s Get
Rich di LINE. Saat sedang booming permainan Pokemon Go, aku jadi orang paling
ngotot untuk tidak mencobanya. Sekalipun anak kantor pergi keluar bersama demi
memainkannya, aku tetap tidak tergoda, yah hanya sesekali mencoba dari HP
teman, itupun aku merasa tak ingin melepaskan hpnya dari genggamanku. Alasannya
sederhana, aku terlalu mudah kecanduan dan ketergantungan pada hal-hal yang
berpotensi membuatku suka (banget), makanya aku memilih menghindar. Jadi kalau
aku menghindari sesorang, kemungkinan besar aku suka (banget).
Ahh, balik ke Drama Korea, Om Rez
memberikan “Shopping King Louie”. Pemain cowoknya terlalu imut, nggak terkenal,
ceweknya juga nggak terkenal (mungkin karena sudah lama nggak nonton drama jadi
aku nggak kenal siapa-siapa), aku yakin aku tidak akan tergoda menontonnya.
Episode pertama sukses membuatku ketiduran di tengah cerita, aku tidak akan
kecanduan, pikirku. Besoknya, iseng liat episode ke-2 dan ternyata, lagi-lagi
aku hampir gila. Dalam 3 hari aku menyelesaikan 16 episode, persis seperti
pengangguran. Ottoke ottoke? Aku rasa aku mulai kecanduan.
Tidak cukup di sana, aku juga nonton
The Legend of The Blue Sea yang sekarang masih tayang, aku bahkan rela menunggu
Rabu-Kamis untuk download. Tidak puas menunggu Rabu-Kamis, aku juga nonton
web drama 7 First Kisses, yang juga tayang seminggu sekali. Aku harus rela
mengecek youtube untuk melihat apakah sudah ada episode terbarunya. Terparahnya
lagi, aku nonton Drama Jealously Incarnate dan hampir tiap pagi aku datang
dengan wajah gloomy dan mata bengkak karena menangis dan tertawa bersamaan saat
menontonnya tiap malam. Ahhh, aku benar-benar mengila, ditambah lingkungan
sekitar merekomendasikan Goblin dan Romantic Doctor Kim, rasanya aku tak
mau dengar.
Sekarang, masalahku bukan lagi soal "demotivated" tapi berganti menjadi "Korean drama addicted". Aku sedang memikirkan
cara agar kembali berhenti nonton drama Korea. Ada ide?
Jealously Incarnate via www.dramafever.com
Selamat! Kamu telah terperangkap dalam jebakan penuh adiksi berupa drama Korea! HAHAHAHAHAHA.
BalasHapusbaru baca komenmu, dan aku baca ulang tulisan ini. Ya Allah sampe sekarang aku masih kecanduan :(
HapusSeriussss. Sama persis :"( . Skripsi ku ga kelar2 karena drama korea hikkssssssss. Anyone help?
BalasHapusHai Mita, duuuuh kalo lagi skripsian mending distop deh bisa nggak kelar entar. Drama Korea macam virus ya huhu :(
Hapus